Jakarta – Negara Indonesia ternyata menyimpan ‘harta karun’ yang mana dapat berubah menjadi substansi bakar energi. ‘harta karun’ itu adalah vegetasi aren yang tersebut mampu dimanfaatkan sebagai materi baku bioetanol untuk campuran Bahan Bakar Minyak (BBM).
CEO Pertamina New and Renewable Energy (PNRE), John Anis mengutarakan bahwa pada waktu ini pihaknya berada dalam membidik kemungkinan pemanfaatan aren sebagai komponen baku pembuatan bioetanol. Mengingat, prospek aren untuk bioetanol ke Negara Indonesia cukup besar.
John membeberkan bahwa berdasarkan data dari Kementerian Perhutanan terdapat prospek lahan seluas dua jt hektare di dalam bervariasi wilayah Tanah Air dan juga cocok untuk pengembangan tumbuhan aren.
“Yang mengejutkan adalah, dari data statistik yang tersebut diberikan oleh mereka, itu per hektar, per tahunnya, bioetanol yang tersebut bisa saja dihasilkan oleh aren ini, sekitar 4 sampai 5 kali tambahan besar dari yang mana lainnya baik dari gula, dari jagung,” kata John di acara Coffee Morning CNBC Indonesia, dikutipkan Selasa (20/5/2025).
Berdasarkan perhitungan dari Kementerian Perhutanan, 1 jt hektar lahan aren mampu memproduksi 24 jt kiloliter bioetanol per tahun. Angka yang disebutkan cukup signifikan untuk menggantikan setengah dari keperluan BBM nasional.
“Jadi kalau punya 1 jt hektar, 24 jt kl. Padahal kebetulan kita sekitar 40 jt kl. Jadi setengahnya udah, ya setengahnya, kalau itu masif, udah gak import lagi tuh. Jadi udah tertutup lah,” kata dia.
PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) atau Sugar Co, Subholding Komoditi Gula PTPN III (Persero) Holding Perkebunan melakukan konfirmasi pasokan substansi baku untuk pembuatan bioetanol sebagai campuran BBM aman.
Direktur Utama SGN Mahmudi mengakui bawah ketika ini terdapat tiga sektor yang tersebut mampu memproduksi etanol untuk materi bakar alias fuel grade, dengan total 60 ribu kiloliter (kl). Adapun dari jumlah total tersebut, 30 ribu kl dimiliki oleh PTPN.
Namun, ia memandang bahwa pemanfaatan kapasitas yang disebutkan belum optimal. Mengingat, produksi bioetanol untuk unsur bakar ketika ini masih dalam bawah 5%.
“Tidak lebih tinggi dari 5%. Potensinya ada, feedstocknya cukup. Nah artinya kalau memang sebenarnya ini bisa saja kita lakukan tahap awal, oke lah kita selesaikan 60 ribu itu dulu aja lah,” katanya di acara Coffee Morning CNBC Indonesia, disitir Selasa (20/5/2025).
Next Article Video: Persiapan Sudah 98%, Model Baru Subsidi BBM Segera Diumumkan!
Artikel ini disadur dari RI Punya Harta Karun Pengganti BBM Bensin!











